Minggu, 25 Agustus 2013

Naruto Chapter 630 - Sesuatu yang Bisa Menutup Lubang


"Aku tak memiliki apapun di sini selain rasa sakit." ucap Obito sambil memperlihatkan lubang di dada kirinya. "Apa inti dari itu semua? Itulah kenapa aku kesal dengan semuanya. Tidakkah kau juga sudah menderita cukup lama? Di depan makam Rin... di depan makamku..."

Kakashi hanya bisa terdiam, dan mengingat sosok mantan sahabat kecilnya itu. "Kakashi, tak apa." ucap Obito lagi. "Kau tak perlu menahan rasa sakit itu lagi." lanjutnya.

"Rin ada di sini. Aku menyukaimu, Kakashi."

Tiba-tiba muncul sosok Rin dan Obito di sebelah kanan dan kiri Kakashi. Obito menggunakan genjutsunya untuk memunculkan dua sosok kenangan tersebut. "Lihatlah apa yang kau harapkan. Di dunia ilusi ini, kau bisa memiliki apapun. Lubang di hatimu, akan bisa tertutup lagi..."

Batsss!!! kakashi menebas dua sosok bayangan yang hanya ilusi tersebut dengan raikiri miliknya. "Rin sudah mati, dan kau masih hidup!!" ucap kakashi.

"Apa kau benar-benar berpikir... apa kau benar-benar berpikir kalau ini bisa menutup lubang di hati seseorang? Jangan menghapus ingatanmu terhadap Rin!! Dia mencoba untuk melindungi desa dengan mengorbankan nyawanya!! Sebanya apapun kau menciptakan khayalan, itu tak akan mampu menutupi lubang di hatimu!!"

----- Naruto Chapter 630 -----

"Groooarrrrr!!!!!!!!!" Juubi yang tubuhnya mulai berisi membuka mulutnya lebar-lebar, benar-benar lebar, saking lebarnya sampai menyentuh perut. Kemudian dari mulut lebarnya tersebut, muncul sesuatu berbentuk kelopak bunga raksasa.

"Dia berubah bentuk lagi!!" ucap darui. Bee terdiam melihatnya, sementara, hachibi yang lebih tahu memberi penjelasan. "Tidak, setelah ini dia akan kembali lagi seperti semula. Dia hanya hendak melakukan serangan. Itu adalah step terakhir sebelum perubahan terakhirnya. Naruto sedang dalam masa penyembuhan, sementara Kyuubi memeras chakranya. Ini adalah giliran kita, Bee!" ucap Hachibi.

"Tepat sekali!! Sekarang kitalah yang memimpin orang-orang!!" Bee bersiap. "Dengarkan aku, Bee. kalau kita membiarkannya sampai ke mode final, maka kita akan berakhir."

Whusssss!!!!! Dari ujung kelopak bunga tersebut, Juubi membentuk suatu bijuudama raksasa, bijuudama super besar.

"Juubi tak segan-segan lagi, mungkin dia melihat bijuu di dalam Naruto dan kemudian menjadi tak sabar." pikir Madara yang berdiri di atas sebuah batu. "Huh, menyebalkan, padahal aku baru saja akan bersenang-senang." ucapnya.

"Benda itu semakin bertambah besar dan besar..." ucap Shikamaru.
"A-apa serangan itu mengincar Naruto!?" ucap Chouji.
"Bisa apa kita melawan itu tanpa chakra Naruto!?" ucap shinobi lain.

"Kita tak boleh menyesal setelah apa yang terjadi!!" teriak Sakura. "Naruto telah melakukan sebisanya!! Aku bisa tahu itu dari kata-katanya!!" Naruto teringat kata-kata Naruto waktu itu.

"Ya!! Dia telah melakukan yang terbaik demi melindungi shinobi biasa seperti kita!!" ucap seorang shinobi. "Bukan itu yang kumaksud!!" ucap Sakura. "Dia... Naruto telah membuat kita sadar kalau kita semua adalah rekannya."

"Aku akan membuat Naruto pulih sepenuhnya!!" ucap Sakura. "Setiap dari kita harus menggunakan seluruh kekuatan kalian!! Kalaupun kita mati, lebih baik mati karena bertarung daripada mati karena tak melakukan apapun!!!"

"Heh..." Shikamaru tersenyum, dan semngatanya kembali. "Ino, aku ingin kau menghubungkanku pada seseorang." pintanya pada Ino.

"Apa kau punya suatu ide?"
"Kau hebat, Shikamaru!!" ucap Chouji.

Setelahnya, dengan bantuan Ino, Shikamaru berkomunikasi dengan Kitsuchi. "!!" Kitsuchi sadar. "Kau.. anaknya SHikaku, kan?"

"Kitsuchi-san, dengarkan aku." pinta Shikamaru. "Ajari aku tehnik elemen tanah sederhana seperti tehnik dinding pelindung, sesuatu yang shinobi yang bukan dari Iwagakure bisa melakukannya juga."

"Siapapun bisa menggunakan jutsu dinding pelindung, tapi tak akan sebagus itu, dan lebih penting lagi..."

"Tidak, yang penting semuanya bisa melakukannya." ucap Shikamaru. "Kita harus melawan kekuatan lawan dengan jumlah."

"Tapi, dindingnya pasti tetap bisa dihancurkan..."

"Meskipun hancur, kalau kita terus membangun yang baru. Daripada menahannya dengan dinding yang kuat, lebih baik kita memperlambatnya dengan dinding lemah tapi banyak. Tentu saja, akan lebih baik lagi kalau shinobi-shinobi dari Iwagakure bisa membangun dinding-dinding yang kuat." ucap Shikamaru.

"Aku mengerti...
Boleh dicoba, aku akan mengajarimu segelnya." ucap Kitsuchi.

"Dan juga, Bee-san!" Shikamaru menghubungi Bee. "Sementara itu, cobalah untuk membelokkan serangan itu ke atas sebisa mungkin dengan menggunakan tembakkan bijuudama."

Bee mengerti, dan Shikamaru kembali meminta pada Ino, "Ino, sekarang aku ingin kau menghubungkanku pada semua shinobi yang ada di medan perang. Apa kau bisa melakukannya?"

"Tentu saja!!" Ino sangat bersemangat dan kemudian membantu Shikamaru untuk menghubungkan diri. Orang-orang menggunakan segel tangan untuk menggunakan jutsu dinding tanah, dan akhirnya...

Whussss!!! Juubi menembakkan bijuudama raksasanya. Dan haaapp!!! dinding-dinding tanah dalam jumlah yang sangat banyak muncul untuk menghalanginya.

----- Naruto Chapter 630 -----

Kembali ke dimensi lain, Obito masih beradu argumen dengan Kakashi. "memang, apa salahnya dengan dunia ilusi? Kenyataan itu kejam, lubang ini makin lama hanya akan menjadi semakin lebar." ucap Obito.

"Sesuatu tak berjalan sesuai harapanmu, dan terkadang kau tak cukup cepat untuk mendapatkannya..."

"Anggap saja contohnya aku!! Bagaimana, Kakashi!? Bagaimana bisa aku menutup lubang ini jika terus berada di dunia yang kejam ini!!?"

"Aku hanyalah kepingan sampah...
Tapi, ada hal yang kupelajari..." ucap Kakashi. Ia teringat akan sosok gurunya, murid-muridnya di tim 7, Hokage ketiga...

"Lubang di hatimu bisa ditutup oleh seseorang. Kalau kau menolak perasaan temanmu dan dunia ini hanya karena itu berjalan tak sesuai keinginanmu, tak akan ada yang datang padamu... jadi, lubang itu tak akan terisi. Kalau kau lari tanpa melakukan sesuatu untuk seseorang, maka seseorang juga tak akan melakukan sesuatu padamu. Selama kau masih belum menyerah, kau masih bisa selamat."

Bang!!!!! Bijuudama raksasa Juubi menerobos kumpulan dinding yang dibentuk oleh para shinobi. "Ukhhh, kekuatannya lebih besar dari dugaanku..." pikir Kitsuchi. "kalau terus begini..."

Grabbb!!! Hachibi menggunakan tubuhnya sendiri untuk menahan serangan itu. Namun tetap saja, bijuudama Juubi terlalu kuat dan terus melesat.

"Kau hanya bisa bicara." ucap Obito. "Hanya dengan kesal pada kenyataan ini dan perasaan temanmu di dunia inilah kau bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya."

"Di dunia ini, shinobi yang melanggar peraturan adalah sampah..." ucap Kakashi. "Tapi, seseorang yang menyianyiakan temannya adalah lebih rendah dari sampah... Dan..." kata-kata kakashi masih berlanjut. "Mereka yang menyianyiakan perasaan temannya... bahkan lebih buruk dari itu."

Boofttt!!! Tiba-tiba bijuudama yang ditahan oleh Hachibi menghilang, lenyap. "!!?" para shinobi kaget. "Serangannya... menghilang?"

"Aku tak akan menyalahkan perasaanmu..." ucap Kakashi lagi. "Meskipun kau menolaknya..."

Tappp!!! ternyata yang menghilangkan serangan tadi adalah hokage keempat. Hokage keempat telah sampai di medan perang, dan kini ia telah berada tepat di depan Naruto.

"Apa aku terlambat?"
"Tidak, kau datang tepat waktu, ayah." ucap Naruto.

Bersambung ke Naruto Chapter 631

Naruto Chapter 629 - Lubang Angin


Badai melanda medan pertempuran. Apa yang Juubi lakukan telah menciptakan bencana yang luar biasa. Petir menyambar-nyambar, dan ledakkan yang tercipta tak ubahnya seperti ledakan bom atom. Gunung-gunung, buki-bukit, hancur menjadi serpihan kerikil.

"Aku yakin ini sudah cukup untuk membersihkan mereka." ucap Madara yang berlindung di balik Susano'onya. Namun ketika suasana kembali normal, Madara kaget. Meski tampak kesakitan, para shinobi masih bisa bertahan. Chakra yang Naruto berikan tetap melindungi mereka.

"Naruto... melindungi kita lagi..." ucap Chouji dalam hati. Kemudian dari yang rebah akibat serangan tadi, para shnobi kembali berdiri. "Naruto-kun..." Hinata khawatir.

Kening Naruto berdarah, lengan pakaiannya sudah tak utuh lagi akibat menahan serangan, dan ia mulai kehabisan nafas. Tapi, Naruto tetap bersemangat, "Seranganmu tak mempan!!" ucapnya sambil menatap tajam ke arah Madara.

Bersama dengan Naruto, tampak semangat dari bijuu-bijuu yang ada. Dan dalam dirinya, tampak tekad dari sang legenda, Rikudo Sennin. Dengan itu semua, Naruto tak takut untuk menghadapi Madara yang berada di depannya, berdiri di atas monster terkuat, Juubi.

"Groooarrr!!!!" Juubi berteriak dan mencakupkan tangannya. Dan perlahan, tubuh kurusnya menjadi berisi, semakin bersisi. Otot-ototnya membesar, tampak kalau Juubi akan kembali berevolusi, menuju wujudnya yang semakin sempurna.

"Uukhhh..." ternyata semangat dan tekad saja tak cukup. Naruto tampak sudah tak tahan lagi dan kemudian terjatuh. Dan bersamaan dengan itu, chakra-chakra yang menyelimuti para shinobi menghilang.

"Chakranya...
menghilang..." ucap salah satu shinobi.

"Memang hanya sampai sejauh inilah yang bisa kau lakukan." ucap Madara. "Aku sudah menemukan hal lain yang lebih menarik. Jadi, aku akan segera mengakhirimu."

Saaattt!!! Para shinobi tak membiarkan Madara menyerang. Mereka bersama-sama membentuk suatu barisan, berdiri di depan Naruto, melindunginya. Kini adalah giliran mereka, giliran mereka untuk melindungi Naruto. "Semuanya!! Ayo gabungkan kekuatan kita!!" ucap Hinata.

"Naruto, aku akan menyembuhkanmu." Sakura berada di belakang Naruto dan hendak menyembuhkannya. "Kalian semua..." Naruto senang bisa punya teman-teman seperti mereka.

----- Naruto Chapter 629 -----

Sementara itu, Kakashi dan Obito telah sampai di dimensi lain. Obito terjatuh, sementara Kakashi mampu mendarat dengan baik dan langsung menyerang dengan Raikiri. Namun sesaat sebelum serangan Kakashi mengenai wajah Obito, Kakashi malah berhenti.

"Heh... masih tidak tega ya." ucap Obito. "Sejauh ini, kau punya banyak peluang untuk menghabisiku. Tapi... aku terkejut kau menunjukkan rasa belas kasihan terhadap musuh di hadapanmu." lanjutnya. Seingat Obito, Kakashi adalah orang kejam yang bahkan tega membunuh Rin, rekannya sendiri.

Kakashi terdiam.

"Ada apa? Apa kau merasa bersalah?" ucap Obito lagi. "Bersalah karena tak mampu menepati janjimu... apa kau ingin mengubahku?"

"Obito... ayo kita sudahi ini." ucap Kakashi. "Mimpimu adalah untuk menjadi hokage, dan mimpi Naruto juga seperti itu. Naruto mengatakan hal yang sama dengan apa yang kau katakan di masa lalu."

Kakashi masih berharap kalau Obito bisa kembali. "Secara tak sadar, kau melengkapi Naruto dan dirimu sendiri. Kau mencoba untuk mendengarkan Naruto seolah itu adalah dirimu sendiri. Apa kau yakin kalau dirimu di masa lalu tak akan menyesali apa yang kau lakukan sekarang? Aku yakin kau bisa mengerti perasaan Naruto. Kau masih bisa kembali, untuk menjadi seperti dirimu di masa lalu..."

"Hahaha." Obito malah tertawa.
"Justru karena aku mengeri perasaan Naruto lah, maka aku ingin mendengar semua yang dia pikirkan dan kemudian membantahnya!!"

"Obito..."

"Dan akan kukatakan satu hal padamu. Adalah hal bodoh kalau kau merasa bersalah padaku. Kalau kau berpikir aku memulai perang ini hanya karena kau dan Rin, kau salah!!"

Obito bangun, sengaja menancapkan Raikiri Kakashi ke dirinya sendiri. "Aku tahu semuanya." ucap Obito, dengan tubuh yang kini telah ditusuk oleh Kakashi. Dan perasaan itu, kakashi mengingatnya... Perasaan seperti saat tangannya menembus tubuh Rin dulu...

"Aku juga tahu kalau Rin memilih sendiri untuk mati... dengan tertusuk oleh Raikirimu. Saat itu, Rin telah diculik oleh Kirigakure dan dijadikan sebagai jinchuriki Sanbi. Kau berhasil menyelamatkannya, tapi itu juga merupakan rencana Kirigakure. Mereka bahkan berpura-pura untuk mengejarmu agar kalian segera lari menuju desa. Mereka memang ingin agar Rin ke desa, dan kemudian melepaskan Sanbi di sana. Jadi, desa akan diserang. Rin mengetahui hal itu, jadi saat kau hendak menyerang musuh dengan Raikirimu, dengan cepat ia bergerak menuju seranganmu. Dia memutuskan untuk mati di tangan orang yang dicintainya. Demi melindungi desa."

"!!" Kakashi teringat akan saat-saat itu. Saat dalam pelariannya, bersama dengan Rin, perempuan itu sudah meminta padanya. "Kakashi, bunuh aku!! Mereka hanya ingin memaanfaatku, mungkin aku akan menyerang desa!!"

"Tapi aku sudah berjanji pada Obito kalau aku akan melindungimu. Tak mungkin aku melakukan hal itu. Pasti masih ada jalan lain..." ucap Kakashi. saat itu 

"Huh, tapi apapun itu, tetap saja kau tak bisa melindungi Rin." ucap Obito. "Di dalam pikiranku, Rin belum mati, jadi yang mati itu hanyalah palsu. Rin hanya akan menjadi Rin kalau dia masih hidup. Sistem yang menciptakan semua ini... desa... shinobi... inilah yang membuatku kehilangan harapan. Dunia ini... dunia yang palsu ini..."

"Naruto mengatakan kalau... tak memiliki teman di hatimu adalah hal yang paling menyakitkan." Kakashi menarik tangannya. "Aku memberi tahunya kata-katamu. Kau sama seperti Naruto. Dan kupikir kau masih..."

"Lihat!!" Obito menunjukkan bekas serangan Kakashi tadi. Serangan Kakashi meninggalkan lubang besar di dadanya. Dan secara mengejutkan, tak ada apapun di sana. kosong. "Tak ada apapun di dalam hatiku!! Tapi, aku tak merasakan rasa sakit sama sekali!! Kau tak perlu merasa bersalah, Kakashi!!! Lubang ini tercipta oleh neraka dunia ini!!"

Bersambung ke Naruto Chapter 630

cerita Naruto chapter 628 Disini dan seterusnya


[Pertarungan kembali ke Madara dan Tobi melawan Shinobi Aliansi]

Madara: Katon: Gouka Mekkakyuu!

Obito: Katon: Bakufu Ranbu!

Juubi: WOOOAAAHHH!!

[Juubi menghantam tanah dengan tangannya sehingga tanah-tanah menjadi retak, juga Madara dan Obito yang mengeluarkan Api yang sangat besar untuk melawan para Shinobi aliansi]

[Shinobi aliansi beruntung terlindungi oleh chakra Naruto yang menyelimuti mereka]

[Kemudian, Madara mengaktifkan Susanoo dan Obito mengaktifkan Mangekyounya... Lalu Madara dengan Susanoo mengeluarkan Magatama dan Tobi mengeluarkan kunai-kunai serta shuriken dari dimensi lain, kemudian mereka melontarkan semuanya ke Shinobi Aliansi]

[Dan lagi, mereka beruntung dilindungi oleh chakra Naruto yang menyelimutinya]

Choji: (jika tidak ada chakra Naruto, aku mungkin akan menjadi babi panggang sekarang)

[Terlihat Naruto mengendalikan mantel chakra yang menyelimuti para aliansi shinobi]

Sakura: (Chakra milik Naruto melindungi semua orang, apa ini tidak menyakitimu? Naruto?)

[Semua serangan memantul dan menghantam tanah mengakibatkan tanah hancur]

[Naruto terlihat kelelahan dan semua orang mulai cemas]

Kakashi: Naruto, dibelakangmu!! 

[Kakashi memberitahukan Obito yang muncul dari atas dengan bantuan Mangekyou Sharingannya, Naruto berhasil menghindari serangan tiba-tiba Obito]

Obito: Naruto... Kau hanya bertahan jika terus-terusan melindungi semua orang, kau pikir ini akan membantu?
Kurama: (Kau baik-baik saja Naruto? Ini terlalu banyak mencoba dan mengontrol chakra yang aku berikan semuanya kepadamu, kau akan segera kehabisan... dan sepertinya Juubi sedang mengisi chakra, berhati-hatilah)

[Naruto terlihat kelelahan]
Obito: Kau hanya akan terus menjadi lemah...
Naruto: Sejak kau suka untuk menyendiri, kemungkinan kau tidak akan mengerti...
[Obito heran...]
Naruto: Memiliki semua orang yang dekat kepadaku... itu membuatku bahagia!!! itu cukup untuk memberikanku kekuatan!!!

[Naruto dan Shinobi lain yang mengililingi Obito mulai menyerang secara bersamaan... tetapi Obito melompat keatas dan melarikan diri dengan Jikukan Ninjutsunya, dan dia muncul lagi diatas bebatuan yang tinggi dan diperhatikan oleh seluruh Shinobi aliansi]

Obito: Jika kau berpikir rasa sakit dari kematian temanmu itu adalah sebuah bentuk ikatan, lalu, kenapa kau perlu untuk melindungi mereka?
Naruto: Argumen bodohmu, itulah yang aku benci darimu!!! Berhentilah dengan alasan konyolmu itu... aku bermaksud untuk bilang bahwa aku akan menanggung segala rasa sakit teman-temanku, aku tidak akan menyerah untuk mereka, mungkin aku ini sombong... tapi... tidak memiliki teman-temanku disini, itu adalah hal yang paling menyakitkan bagiku selama ini!!!

[Obito terdiam]

Kakashi: (Obito.. apa yang kau coba yakinkan kepada Naruto)

[Setelah Naruto berbicara, semua orang kembali tersenyum dan semangat... disamping itu Madara merasakan sesuatu]

Madara: (sudah kuduga.. ini adalah chakra... HASHIRAMA!!!)
Juubi: Wooaaahhh!!!

[Juubi mengamuk dan mengeluarkan auman yang besar kemudian tubuhnya bertambah besar, semua shinobi menutup telinganya karena auman Juubi yang keras]

Kitsuchi: Sialan, jutsu Sandwich ini yang menggunakan chakra Naruto tidak bekerja lagi
Kurotsuchi: Tidak ada jutsu lain yang lebih baik untuk menghentikannya ayah!!!

[Semua shinobi terus bertahan dari auman Juubi]

[Kemudian Kurama memberitahukan sesuatu kepada Naruto]

Kurama: Naruto, ini buruk... dia akan menggunakan Tenpen Chii...
Naruto: Apa itu?

Obito: Kita akan memotong sesuatu yang membuat dirimu dan diriku terhubung dengan Juubi.. tidak akan ada bisa yang mencegahnya... sebenarnya, lebih baik aku saja yang menjadi Jinchuuriki...

[Juubi kembali mengaum, mengakibatkan tornado dan awan gelap muncul dari langit serta petir]

Madara: Kesenangan ini, baru saja dimulai!!
Kakashi: (Kali ini, aku akan membuat Juubi menghilang!! Kamui)
Obito: Sepertinya kau menunggu itu untuk terjadi Kakashi, sayang.. aku juga sama..!!

[Obito dan Kakashi terhisap ke dimensi secara bersamaan]

Naruto: Guru Kakashi!
Kakashi: Naruto, aku serahkan ini padamu!!

[Mereka berdua menghilang]

[Auman Juubi terus memperburuk keadaan, jumlah tornado semakin banyak dan petir terus menyambar membuat Shinobi Aliansi panik]

~Kehancuran total, apa yang akan terjadi pada Obito dan Kakashi~

Naruto Chapter 627 Jawaban Sasuke


[Hashirama sudah menyelesaikan ceritanya]

Sasuke: Shinobi adalah orang-orang yang bertahan untuk mencapai tujuannya...

Hashirama: Tujuanku dulu adalah membangun desa, dan Madara telah menemukan sesuatu yang lain, seperti yang Orochimaru katakan tadi, aku tak yakin apa yang benar-benar maksud Madara dengan mengatakan ia hidup kembali adalah untuk menghapus manusia dari muka bumi

Sasuke: Mugen Tsukuyomi.. desa-desa, para shinobi, negara, masyarakat, tidak ada bedanya... semuanya akan masuk kedalam genjutsunya, dan dia akan mengendalikannya sesuai yang ia mau... Apa yang kakakku, adik Madara dan kau coba lindungi, akan sia-sia...
[Semuanya terkaget]

Sasuke: Kakakku adalah salah satu orang yang mengikuti tekadmu
Hashirama, meskipun belum mendengarnya darimu... dia bertahan lebih jauh darimu, dan dia bangga menjadi Shinobi Konoha... ironinya, disaat akhir, Shinobi yang sangat mengerti dirimu adalah seorang Uchiha...\

Tobirama: Bukan hanya kakakmu, bahkan diseluruh anak buahku ada orang seperti dia, Uchiha Kagami...

Sasuke: Hokage Kedua, bukannya kau membenci Uchiha?

Tobirama: Tidak begitu, aku beranggapan bahwa kita harus hati-hati kepada klan yang bisa berbahaya kepada desa, klan Uchiha tidak salah lagi... tapi itu benar, mereka semua sangat patuh, bahkan masih banyak lagi orang yang seperti kakakmu dan Uchiha Kagami, yang berhasil melewati "batasan clan" dan berbuat banyak pada desa... kakakku mengira bahwa desa adalah sesuatu yang bisa menghancurkan batasan desa tersebut... dan pada akhirnya, itu tidak begitu mudah... kakakku terlalu lembut, dan Madara Uchiha terlalu berbahaya... peranku sebagai Hokage kedua adalah menjadi penengah mereka selagi aku melindungi dan membantu desa...

Hiruzen: Uchiha Kagami adalah ayah dari Uchiha Shisui, dia adalah teman kakakmu... seperti aku, banyak orang yang mengikuti tekad api dari Hokage pertama... tapi mungkin aku ini terlalu sabar, aku tidak bisa melanjutkan kerja Hokage kedua dengan baik... dengan alasan itu, aku biarkan Danzou mengurus kegelapan desa...
Sasuke: Aku membunuh Danzou untuk balas dendam, meskipun pada akhirnya dia menyatakan dia akan melakukan apa saja untuk melindungi desa...
[Hiruzen diam dan terlihat murung]

Hiruzen: Sepertinya semua yang aku lakukan sebagai Hokage adalah melakukan kesalahan... semua yang sedang terjadi saat ini adalah diluar tanggung jawabku...
[Minato kaget]

Minato: Itu bukan salahmu! kau melakukan semua yang kau bisa untuk melindungi desa... aku mati ketika Kyuubi menyerang desa... kau memberikanku pengharapan yang tinggi sebagai Hokage, namun aku terlalu cepat untuk mereka...

Orochimaru: Dia [Minato] bahkan membuatku untuk memilihnya, semua orang mengira itu adalah sebuah belas kasih...

Suigetsu: Tuan Orochimaru? Apa.. kau merajuk?

Orochimaru: Fufufu, mumpung kita ada di depan Hokage Ketiga...

Minato: Jika aku masih hidup, mungkin aku akan menyelesaikan kudeta Uchiha dengan cara yang berbeda...

Orochimaru: [Dengan memegang pundak Sasuke] Jadi Sasuke, apa yang akan kau lakukan? Menghancurkan desa... atau...
[Sasuke sejenak berfikir dan mengingat masa lalu dengan Itachi]

(Aku selalu berbohong kepadamu untuk memaafkanku, aku terus mendorongmu untuk menjauh dariku... aku tidak ingin melibatkanmu, tapi aku berfikir, bahwa kau satu-satunya yang mungkin bisa mengubah ayah kita, ibu kita dan Uchiha... jika saja aku menghadapimu sebagaimana mestinya dari awal, dan berbicara denganmu dengan sudut pandang yang sama... tapi aku gagal, meskipun sekarang aku memberitahukanmu, itu tidak akan sampai kepadamu... itu mengapa aku akan memberitahukanmu sebagian dari yang sesungguhnya... meskipun jika kau tidak pernah memaafkanku, tidak peduli apa yang kau lakukan sekarang, aku akan selalu mencintaimu - Itachi)
[Kata-kata itulah yang Sasuke ingat]

Sasuke: Aku akan pergi ke medan perang! aku tidak akan membiarkan desa ini dan kakakku menjadi sia-sia!
[Semua orang terkaget]

Hashirama: Baiklah! Tobirama! Siap terbang keluar! [dengan nada keras]

Tobirama: Kita tidak bisa menggunakan Hiraishin, kita diikat oleh Edo Tensei...

Hashirama: Orochimaru! Apa yang kau akan lakukan?!

Hiruzen: Bukankah kau berada disisi Sasuke?
[Orochimaru tersenyum]

Orochimaru: Tentu saja aku ikut!

Suigetsu: EEEHH!!?? [kaget] Ju-Juugo?

Juugo: Aku akan ikut, melindungi Sasuke adalah peranku...

Suigetsu: (empat zombie terkuat, dan tiga monster, jika aku terus

bersama mereka, aku bisa mati! aku harus cari jalan untuk kabur)

[Next scene: Mereka semua berada diatas patung wajah Hokage]

Hashirama: Woaah! Pemandangan yang me-nostalgia-kan!

Suigetsu: (Sekarang!)
[Suigetsu berlari kabur, namun Karin datang menghadang dengan menendang mukanya, membuat Suigetsu mencair!]

Karin: Aku tahu bahwa itu adalah Sasuke, sialan!!! aku merasakan Chakranya! Ku kira itu tidak mungkin, tapi lihat!!! [dengan nada keras dan marah]

Suigetsu: sudah... lah.. *batuk
[Mereka semua melihat ke arah Karin]

Orochimaru: Oh, salah satu experimen terbaikku...

Sasuke: Karin!

Karin: Aku tidak akan pernah memaafkanmu!!!

Sasuke: Maaf, Karin!

Karin: Dasar kampret, kau pikir kata itu bisa membuatku memaafkanmu iya kan? dasar! [Dengan nada yang aneh seperti mabuk cinta]

Orochimaru: Sasuke masih menjadi titik lemahmu...
[Karin mendekati Sasuke]

Karin: Kau tahu? Sasuke menusukku, dan... Hey! Tuan Orochimaru!! *Kaget

Orochimaru: Aku juga sama, sekarang aku berada di sisinya...

Hashirama: Siapa dia?

Tobirama: Berdasarkan Chakranya, dia dari klan Uzumaki.

Karin: Aku tidak tahan!  [Dia menyandarkan diri ke Sasuke]

Suigetsu: (4 zombie terkuat, 3 monster dan satu idiot, Madara pasti kaget)

Hiruzen: Orochimaru, kenapa kau bekerjasama dengan Sasuke? Kau dulu hendak menghancurkan desa...

Orochimaru: Saat aku berada didalam tubuh Kabuto, aku menyadari yang ia lakukan adalah meniruku, adalah sebuah kesalahan... Sekarang aku hanya tertarik kepada Jalan berbeda Sasuke... Tidak seperti Kabuto, dia tidak mencoba meng-imitasiku...

Hashirama: Para Hokage! Dari atas batu wajah Hokage yang telah melihat kepada desa selama ini... lihat desa dari dekat!!!
[Hashirama sangat bersemangat, Minato mengajak Hokage tiga untuk terjun ke atas patuh wajah mereka masing-masing]

[Selagi melompat dan terjun]
Minato: Akhirnya aku bisa bertemu dengan anakku, untuk memperbaikku semua yang belum bisa aku lakukan sebagai ayah, aku akan membawakan hadiah besar untukmu!

Hiruzen: Pertarungan pertamaku sejak aku mati, aku harus fokus!

Tobirama: Madara! Aku akan mengalahkanmu!

Hashirama: Aku tahu ini sangat tidak berhati-hati... tapi aku penasaran untuk bertemu teman lamaku... Setiap era memiliki masa perangnya masing-masing, tapi ini menjadi perang yang terakhir...

[Semua Hokage mendarat diatas patung wajah Hokage]

Hashirama: Ayo!!

[Prajurit terkuat sudah siap!]


Naruto Chapter 626 - Hashirama dan Madara 2


"Apa yang kau maksud dengan mimpi yang sesungguhnya!? Bukanlah mimpimu adalah menciptakan desa ini bersama?" ucap Hashirama. Kemudian Madara menjawab, "Kau tak bisa melihatnya. Apa yang ada di balik mimpi ini..." Madara mengaktifkan Eternal Mangekyou Sharingannya.

Sejenak Hashirama, masih bingung dan kemudian berkata, "Kalau begitu, apa mimpimu yang sebenarnya. Kalau itu ada hubungannya dengan desa ini, aku butuh bantuanmu untuk bisa mencapainya. Tentu saja, sebagai senior, dan juga... sebagai teman."

"Tak ada hubungannya, dan kau tak akan pernah bisa mengerti!!" ucap Madara. "Percuma juga kalau kau ingin mengejarku. Kau tahu sendiri kan, tak ada yang bisa berdiri di belakangku!!"

Setelahnya Madara meninggalkan desa, meninggalkan tempat yang telah mereka capai dan bangun bersama. Di sisi lain, dunia mulai meniru sistem desa Konoha. Mengumpulkan klan shinobi untuk dijadikan aliansi, suatu desa. Mimpi Hashirama dan Madara dulu telah menjadi kenyataan. Anak-anak shinobi tak perlu bertarung lagi, hanya bermain dan belajar. Mereka bisa hidup lama, cukup sampai bisa merasakan bagaimana rasa alkohol.

Sementara itu, Madara malah seolah ingin menghancurkannya dan terus mencoba untuk menyerang Konoha. Tak mau membiarkannya begitu saja, tentu saja Hashirama terus melawan. Dan kemudian, terjadilah pertarungan hebat antara mereka. Ya, pertarungan saat itu akhirnya berlanjut.

"Choujou Kebutsu!!!" Hashirama menyerang dengan ribuan pukulan patung kayu raksasanya. Madara membalas dengan tembakkan bijuudama yang juga bertubi-tubi. Hingga pada satu titik, serangan Hashirama berhasil melepas lapisan Susano'o di tubuh kyuubi.

Kayu raksasa Hashirama lalu mencengkram tubuh Kyuubi, kemudian, "Kakuan Nitten Suishu!!!"

Kyuubi berhasil dijinakan, namun Madara masih tetap liar. Dengan mata Eternal Mangekyou Sharingannya, pertarungan terus berlanjut.

Sampai di bagian-bagian akhir, mereka akan melakukan serangan terakhir. "Kali ini, kau tak akan bisa mencapai sisi lain." ucap Madara. Mereka berdua melaju saling berhadap-hadapan, saling tebas, dan secara mengejutkan Hashirama terjatuh. Madara masih berdiri.

"Akulah yang masih berdiri, berbeda dari yang waktu itu." ucap Madara.

"Ukh... Aku akan tetap melindungi mimpi yang akhirnya bisa kita capai. Aku tak akan menyerah." ucap Hashirama.

"Kelihatannya kau sedikit prustasi, Hashirama. Kelihatannya kali ini kau tak akan bisa mengalahkanku." ucap Madara.

Hashirama teringat akan masa lalunya, masa kanak-kanaknya, saat pertama mengenal Madara sampai akhirnya desa berhasil dibangun. Dan secara mengejutkan, Hashirama sudah berada di belakang Madara dan menusuknya dari belakang.

Ternyata, Hashirama yang jatuh tadi hanyalah bunshin kayu. "Bunshin kayu... Bagaimana mungkin kau... menyerangku dari belakang?"

"Apapun yang terjadi, aku akan melindungi desaku. Aku tetap percaya kalau melindungi desa adalah cara terbaik untuk melindungi orang-orang, melindungi shinobi, anak-anak... Siapapun yang mencoba menghancurkannya, tak peduli dia temanku, saudara, atau bahkan anakku, aku tak akan memaafkannya." ucap Hashirama.

"Kau sudah berubah, Hashirama." ucap Madara.
"Tapi, kau salah kalau menganggap ini adalah akhir..." perlahan kesadaran Madara mulai hilang, namun ia terus berbicara. "Suatu hari nanti... akan ada kegelapan, yang menyelimuti desa."

Madara akhirnya tak sadarkan diri, dan Hashirama yakin kalau dia sudah mati. Demi desa, Hashirama memutuskan untuk membunuh temannya sendiri. Sejak saat itu pertarungan antara merekapun berakhir.

Berakhirnya pertarungan mereka bersamaan dengan berakhirnya flashback...

"Aku tak tahu kalau Madara akan bisa hidup kembali." ucap Hashirama, "Tapi aku sangat yakin aku sudah membunuh temanku sendiri demi desa. Demi kepentingan desa, desa Konoha..."

"Desa yang sebenarnya aku dan Madara inginkan adalah sesuatu yang bisa menghubungkan hubungan antara klan. Hal penting yang bisa mengubah kekacauan dan mengaturnya. Sesuatu untuk melindungi anak-anak dan menghindari perselisihan. Tempat yang diatur oleh perdamaian..."

Para Hokage, juga Sasuke dkk tampak masih terus mendengar cerita Hahsirama dengan seksama.

"Akan tetapi, perlahan itu malah berubah menjadi kegelapan yang harus kakakmu, Itachi tanggung." ucap Hashirama. "Mungkin apa yang Madara katakan itu benar. Mungkin dia mampu memprediksi apa yang akan terjadi. Akulah shinobi yang telah menciptakan situasi ini. Dan akulah yang berpikir kalau ini akan baik-baik saja. Aku berpikir kalau shinobi akan tetap bertahan demi mencapai tujuan mereka... Tapi bergantung cara yang mereka tempuh, ternyata shinobi bisa berubah, seperti Madara dan aku."

Bersambung ke Naruto Chapter 627


ALUR CERITA NARUTO CHAPTER 625. MIMPI YANG SEBENARNYA


>>> Sebelumnya di Chapter 624 <<<
Hashirama dan Madara, Mereka terus bertumbuh sampai akhirnya menjadi pemimpin dari Klan mereka masing-masing.
Tiba saat kematian dari Izuna, Madara mulai membangkitkan kekuatan yang sesungguhnya.
Tapi pada akhirnya Madara terkapar oleh Hahsirama.
Namun, saat Hahsirama meminta jalan Damai, Madra memberinya 2 pilihan berat.
"Membunuh Adik atau Membunuh DIri sendiri?"
Lantas, bagaimakah Kebijaksanaan dari seorang Hashirama???

*** Naruto Chapter 625 - Mimpi yang Sebenarnya ***
Hashirama tentu saja kaget ketika mendengar pilihan yang Madara tawarkan. Orang-orang Senju bahkan lebih kaget lagi, dan berkata, "Membunuh adikmu atau membunuh dirimu sendiri, pilihan macam apa itu, hah!?"

Sat! Hashirama memberi aba-aba dengan tangannya supaya mereka diam. Ia ingin memikirkannya sendiri. Tapi, Tobirama tetap berbicara. "Lelaki ini gila." ucapnya. "Apa rencanamu sekarang, kakak?"

"Apa kau akan membunuhku? Atau kau mau bunuh diri seperti omong kosong yang lelaki ini katakan? Bodoh sekali. Jangan dengarkan dia, kakak!"

Tobirama mendesak kakaknya. Tapi secara mengejutkan, Hashirama malah berkata pada madara, "Terimakasih, Madara. Kau memang orang yang simpatik."

Madara memberikan Hashirama dua pilihan, yang artinya ia tak harus membunuh adiknya sendiri. Madara mengerti perasaan seseorang yang memiliki saudara.

"Dengarkan aku, Madara, ini akan menjadi permintaan terakhirku." ucap Hashirama sambil bersiap dengan sebuah kunai di tangannya. Ya. Hashirama melepas jubah perangnya dan akan menusukkan kunai itu ke perutnya sendiri. Hashirama akan bunuh diri.

"Tak hanya dirimu, semua yang ada di klan kita juga harus melakukan hal yang sama. Setelah aku mati, jangan membunuh Madara. Uchiha dan Senju tak boleh saling bertarung satu sama lain lagi. Berjanjilah, demi ayah kalian, dan cucu kalian yang belum lahir. Sampai jumpa..."

Hashirama tersenyum, namun tak bisa ditutupi air matanya metes. Masa-masa yang sempat mereka lalui terlintas, terutama batu yang menjadi tanda pertemuan mereka. Batu yang waktu itu telah mereka buang, secara mengejutkan belum benar-benar terjatuh ke dasar sungai, melainkan masih terapung.

Begitu juga dengan Hashirama kini. Hubungannya dengan Madara yang dia pikir akan segera berakhir, tiba-tiba tersambung kembali. Secara tiba-tiba, Madara memegang tangan Hashirama sesaat sebelum ia menusuk perutnya.

"Sudah cukup. Aku sudah bisa melihat tekadmu..."

Setelah pertempuran yang berlangsung begitu lama, akhirnya Uchiha dan Senju menyatukan kekuatan. Hari itu adalah awal bagi perdamaian antara kedua belah pihak. Bagi Hashirama, hari itu seperti mimpi. Tak akan ada lagi orang yang menjadi korban, tak akan ada lagi anak kecil yang mati...

Setelahnya mereka mulai membangun desa. Kemudiam, mereka juga bekerja sama dengan negara api guna membuat sebuah negara yang damai, yang menganggap negara dan desa berada pada tingkat yang sama. Mimpi sejak kecil Hashirama, akhirnya menjadi kenyataan.

"Apa kau masih ingat?" Hashirama dan Madara dewasa berdiri di puncak bukit batu sambil melihat ke arah desa yang telah mereka bangun. "Saat kita berbicara di sini, saat kita masih anak-anak..."

"Ya.." sahut Madara.

"Kupikir itu hanya mimpi. Aku bisa saja melakukannya kalau aku mau, tapi..."
"Mimpi itu akan menjadi kenyataan." ucap Hashirama. "Kepala shinobi, yang akan melindungi negara api dari bayangan. Hokage ... bagaimana menurutmu?"
"Apa itu?" tanya Madara.
"Negara api meminta agar kita memutuskan seorang pemimpin untuk desa ini. Aku ingin kau menjadi pemimpinnya, menjadi Hokage." ucap Hashirama. "Kau memang sudah tidak memiliki saudara lagi. Tapi, aku ingin kau menganggap semua shinobi yang ada di desa ini sebagai saudaramu. Aku ingin kau menjaga mereka."

"Aku... aku bahkan tak mampu menjaga adikku yang sebenarnya." ucap Madara.
"Ayolah, tak ada waktu untuk menyesali hal itu." ucap Hashirama. "Lalu, selain Uchiha dan Senju, klan Sarutobi dan Shimura juga ingin menjadi rekan kita."

"Mustahil... apa kau serius?"
"Ya. Dan tidak cuma mereka. Selanjutnya desa pasti akan terus tumbuh. Kemudian, kita harus memberi desa ini nama. Apa kau punya ide?"

Madara yang kebetulan sedang membawa daun yang tengahnya berlubang sejenak terdiam. Kemudian melalui lubang di daun itu, ia melihat ke arah desa. Lalu ide muncul, "Desa... yang tersembunyi di balik daun, konoha. Bagaimana menurutmu?"

"..." Hashirama tertunduk suram. "Sederhana sekali... tak ada pelesetannya sama sekali..."

"Hei, istilah Hokage yang kau buat juga sama, kan!?" bentak Madara. "Dan ngomong-ngomong, apa sampai sekarang kau masih suka depresi seperti itu???"

Memang butuh waktu yang lama, tapi saat itu Hashirama merasa kalau pada akhirnya mereka akan bisa menjadi teman yang akrab untuk selamanya.

"Apakah hokage akan selalu berada di desa dan menjaganya?" tanya Madara.
"Ya, tapi tak hanya itu." sahut Hashirama. "Dengan tumbuhnya desa, hokage pasti akan menjadi semakin sibuk. Itulah kenapa aku ingin mengukir wajahmu di batu besar ini, sebagai simbol kalau kau akan selalu melindungi desa."

Memang butuh waktu yang lama, tapi saat itu Hashirama merasa kalau pada akhirnya mereka akan bisa menjadi teman yang akrab untuk selamanya.

"Apakah hokage akan selalu berada di desa dan menjaganya?" tanya Madara.
"Ya, tapi tak hanya itu." sahut Hashirama. "Dengan tumbuhnya desa, hokage pasti akan menjadi semakin sibuk. Itulah kenapa aku ingin mengukir wajahmu di batu besar ini, sebagai simbol kalau kau akan selalu melindungi desa."

"Apa kau bercanda?"
"Yaah, mungkin aku akan sedikit memodifikasinya, karena wajahmu sedikit menyeramkan." ucap hashirama.

"Ah, jadi kalian di sini..." Tiba-tiba Tobirama datang dan menghampiri mereka. "Kenapa kalian malah sibuk di sini? Pemimpin negara api datang untuk berdiskusi!!" ucapnya.

"Tobirama..." Madara melihat ke arahnya, dan Tobirama membalas dengan tatapan yang masih belum bisa bersahabat.

Di ruangannya, Hashirama menceritakan mengenai usulnya untuk menjadikan Madara sebagai pemimpin pada Tobirama. Dan tegas tegas, Tobirama tidak setuju. "Hokage!? Jangan memutuskannya seenaknya!! Kalau kau ingin merekomendasikan Madara sebagai pemimpin desa, itu tak apa. Tapi sebelum mengambil keputusan akhir, kita harus mendiskusikannya terlebih dahulu pada orang-orang yang tinggal di desa dan negara ini, dan berkonsultasi dengan tetua. Ini berbeda dari saat ayah kita masih hidup."

"Tapi..."

"Dan lagi, Uchiha Madara tak akan pernah dipilih sebagai ketua. Semua orang tahu kalau kaulah yang telah membangun desa ini. Bahkan klan Uchiha mengakuinya. Juga, kau sudah mendengar rumor tentang Uchiha, kan? Semakin mereka dipenuhi kebencian, mata mereka akan menjadi semakin kuat. Kurasa itulah cara kerja sharingan. Kau tak pernah tau apa yang akan mereka lakukan. Yang desa butuhkan adalah..."

"Berhenti bicara seperti itu, Tobirama!" bentak Hashirama. Dan mendadak, terdengar suatu suara dari jendela.

Hashirama langsung membuka jendela, tapi sudah tak ada siapa-siapa di sana. "Kurasa barusan ada orang di sini. Tobirama, kau juga merasakannya, kan?"

"Aku tak sedang memfokuskan chakra sekarang. Dan, jangan mengubah topik pembicaraan kita, kakak!"

"!!!" Hashirama kaget. Di atas genteng, terlihat daun berlubang yang sebelumnya Madara bawa. Tampaknya, Madara mendengar percakapan mereka.

"Mulai dari sekarang, kita akan menggunakan sistem demokrasi. Apa kau keberatan dengan itu, kakak?"

"Tidak, tidak apa." ucap Hashirama.

Pada akhirnya, yang menjadi hikage adalah Hashirama, dan wajahnya telah dipahat pada bukit batu besar yang ada di pinggir desa.

Suatu ketika pada awal-awal masa jabatannya, Hashirama pernah diajak oleh Madara ke monumen Uchiha, tempat yang sebenarnya hanya klan Uchiha yang diperbolehkan untuk masuk.

"Monumen batu ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, dan tak pernah ditunjukkan pada klan lain. Ini adalah monumen spesial, yang untuk membacanya kau harus menggunakan teknik mata. Sejauh yang bisa kubaca sekarang, monumen ini mengatakan... Untuk mencapai kestabilan, seorang desa dibagi menjadi Yin dan Yang. Aksi dari kedua kekuatan yang berlawanan ini menciptakan segala sesuatu yang ada di alam."

"Logika ini berlaku pada apapun." ucap Madara lagi. "Dengan kata lain, ini mengatakan kalau dua kekuatan berlawanan itu menggabungkan kekuatan, kebahagiaan yang sesungguhnya akan bisa diraih. Akan tetapi, terdapat penafsiran lain..."

"!?"

"Hashirama, apa kau pikir aku tak tahu?"

"Serahkan Tobirama padaku!" ucap Hashirama sebelum Madara melanjutkan perkataannya. "Aku tak bisa melakukannya tanpamu. Sebagai tangan kanan hokage, sebagai saudaraku, bekerja samalah denganku. Orang-orang akan mulai mengerti dirimu. Dan saat itu, kau akan menjadi hokage kedua."

"Mungkin juga adikmu Tobirama yang menjadi hokage kedua." ucap Madara. "Dan jika itu terjadi, klan Uchiha akan dimusnahkan. Karena tahu hal itu, aku memberitahu anggota klan Uchiha lainnya agar mereka segera keluar dari desa. Tapi, tak seorangpun mau mendengar kata-kataku."

"Aku tak bisa melindungi adikku, dan sekarang mungkin aku juga tak akan bisa melindungi klanku. Meskipun aku sudah berjanji pada adikku, anggota klanku tak mau mempercayaiku, walau aku ingin melindungi mereka."

"Itu tidak benar, semuanya pasti akan menyadari kalau..."

"Mungkin saat itu, aku harus memerintahkanmu untuk membunuh adikmu." ucap Madara. "Kau berkata kalau aku adalah saudara. Tapi demi desa, kau akan membunuhku atau dia?"

Hashirama terdiam.

"Aku mengerti posisimu." ucap Madara lagi. "Tapi, aku tak bisa melakukannya lebih dari ini. Aku... aku akan pergi meninggalkan desa. Aku telah menemukan jalan lain. Setelah kita sama-sama menunjukkan tekad kita, aku sadar... kerja sama hanyalah pertarungan diam-diam."

"Itu tidak benar! Aku tak akan membiarkanmu!!" ucap Hashirama.
"Itu tergantung bagaimana caramu melihat kenyataan, Hashirama! Ayo kita berhenti bersikap merendahkan diri. Setidaknya... Lebih baik bagi kita melihat dunia ini hanya sebagai hiburan saja."

"Apa kau mendengarku, madara!?"

Madara terus berbicara, "Kau adalah satu-satunya yang bisa bersaing denganku. Sementara aku berjalan menuju mimpiku yang sesungguhnya... Aku akan menikmati pertarungan denganmu."

Sejak saat itu, Madara benar-benar berubah menjadi iblis.

*** Bersambung ke Chapter 626 ***

Naruto Chapter 624 : " Aiko "


Persahabatan Madara dan Hashirama akhirnya diketahui oleh Butsuma Senju dan Tajima Uchiha, yang disinyalir merupakan ayah mereka, ketika pertemuan selanjutnya Madara dan Hashirama membero isyarat jebakan satu sama lain, ketika mereka kabur saling menjauh... Butsuma dan Tobirama mengejar Madara, ternyata di pihak uchiha memiliki pemikiran yang sama , Tajima dan Izuna telah menghadang mereka,

NAMPAKNYA UCHIHA MEMILIKI IDE YANG SAMA, DAN SITUASI YANG SAMA, BQHWA BUTSUMA SENJU DAN TAJIMA UCHIHA YANG OUAT DAN LOLOS DALAM SETIAP PERTARUNGAN

SHINOBI DILATIH UNTUK TETAP BERKEPALA DINGIN DAN TENANG SEPANJANG PERTARUNGAN, APABILA KAU RAGU RAGU AKAN MENCIPTAKAN AWALAN YANG MENENTUKAN KAU HIDUP ATAU MATI

Pertarungan tak terelakan, mereka saling menghunus pedang satu sama lain...

"trangggggggg!!!!!..."...

"hentikaann...", teriak Madara dan Hashirama..

TAPI KEDUA ORANG TUA TAHU...BAHWA PUTRA MEREKA TELAH TEWAS DIDEPAN MATA MEREKA..
MESKI MASIH KECIL, HATI MEREKA TELAH DIKIRIM DALAM MISI

JADI DALAM KATALAIN, PERTARUNGAN AKAN DIMULAI OLEH SIAPA YANG MULAI MENYERANG DULUAN

Pertarungan Izuna dan Tobirama diwarnai oleh orang tua mereka , Butsuma dan Tajima melempar pedang dan kunai pada kedua anak itu..

"wushhhhhh!"..

dengan tepat , Hashirama dan Madara melindungi adik mereka.. Mereka melempar batu pemberian rekannya itu..

"tiiiingg".

senjata yang meluncur kearah dua anak itupun terpental..
Keduanya terkejut karena batu lemparan kakaknya...

"aku tak peduli siapa kau.. tapi aku tak akan memaafkaanmu kalau ada yang melukai adikku..",kata Madara

"sepertinya..kita tak akan mampu menjangkau impian idiot kita...z".Madara tertunduk sementara itu Hashirama hanya bisa termangu

"Madara ...kau...", Hashirama masih heran ...

"Hashirama.. ini tak akan lama.. tapi aku telah bahagia..",kata Madara, sementara Madara mencoba mencairkan suasana tegang.. 

"3 lawan 3, apa menurutmu kau bisa menangani mereka..", tanya Tajima Uchiha

"tidak, Hashirama lebih kuat dariku , jika kita lakukan sekarang.. maka kita akan kalah...."Madara menoleh kearah Tajima dan Izuna seraya mengajak mundur..., meski sepertinya Izuna dan Tajima agak tak percaya dengan pernyataan Madara

" seseorang lebih kuat dari kakak..?", tanya Izuna heran

"aku mengerti.. aku tak mengangggap dia kuat..", kata Tajima

"kami pergi.. sampai jumpa...",kata Madara sambil membalikkan badannya..

"Madara kau... Madara kau tak benar benar menyerah kan?.. kau sama saja..", kata Hashirama

"adik adik ku telah terbunuh oleh Senju..dan kau adalah Senju.. kuharap akan berbeda.. itulah mengapa kita tak perlu menunjukkan nyali kita disini.. Senju Hashirama.. kita akan berjumpa dalam medan perang..", kata Madara perlahan berjalan menjauhi sahabatnya. Hashirama terlihat sedih.

"aku Uchiha Madara...",...kata Madara seraya mengaktifkan tatapan Sharingan pada Hashirama , Izuna nampak senang kakaknya berhasil mengiluasi Sharingan..
"ayah.. lihatlah mata Kakak...",kata Izuna gitang

"fufufufu... kita memang tak mendapatkan apapun dalam senju, tapi kita mendapatkan sesuatu yang bagus dipihak kita..",ujar Tajima bangga, Butsuma tercengang dengan mata Madara..

"baru menguasai.. ,?" kata Butsuma yang terbelalak dengan kemampuan Madara

BELAKANGAN, AKU MENDAPAT IDE, YANG ARTINYA ITU ADALAH SHARINGAN ELAH BERHASIL DIKUASAI

DIA MEMUTUSKAN MENGHAPUSKU YANG DULU SAHABATNYA, SETELAH ITU DARI HARI KE HARI KAMI BERTARUNG, SEBELUMNYA KAMI MENYADARI TELAH MENJADI PEMIMPIN KLAN MASING MASING

AKHIRNYA KAMI TIBA PADA SUATU TEMPAT YANG JAUH DARI IMPIAN KAMI, KAMI DULU INGIN MENYADARI.

Pada suatu peperangan, Uchiha melawan senju, banyak korban berjatuhanx, Madara dan Hashirama berhadapan, dan juga Izuna juga berhadapan dengan Tobirama...

Tobirama dengan cepat menghadapi Izuna samhil menhunuskan pedangnya...
"Hiraishingiri..", ujarnya ketika pedang Tobirama brutal menyabet tubuh Izuna hingga darahnya berhamburan... Madara yang menyaksikan kejadian itu amat terkejut.

"Izuna!..!" teriak Madara pada adiknya yang tubuhnya terdiam dejgan darah deras mengucur dari dadanya....

" bugghhhhh... ", Izuna terkapar..

" Madara kau tak akan menang melawanku.. ayo akhiri semua ini..",ajak Hashirama

TAPI AKU TAK DAPAT MEMBUANG MIMPI 

Jika Shinobi terhebat pada Klan Senju dan Uchiha menyatukan tangan mereka maka Negara akan berhenti memburu Klan Shinobi untuk menculik kita. dan suatu saat nanti perang akan usai.. ayolah..", Hashirama mengulurkan tangannya seraya mengajak damai... sementara itu Madara tengah berfikir sambil memapah tubuh Izuna.

"jangan Kak, jangan biarkan mereka membodohimu..."? Kata Izuna pelan, Madara menoleh dengan wajah tegang menatap adiknya ...

"boooftttt...", tiba tiba ledakan bom asap terjadi.. seketika para uchiha lenyap begitu saja..

" semua orang dapat melihat Uchiha lebih terbelakang dalam perang, sesudah itu kami bahkan melihat pembelot datang pada Senju ean pada saat itu Madara mulai berubah.",

DIA MEMPEROLEH ETERNAL MANGEKYOU SHARINGAN

"adikku tewas karena luka itu dan dia mewariskan ku kekuatan ini untuk melindungi Uchiha" kata Madara akat geram akan kematian adikknya

"aku sudah mengirimkan surat gencatan senjata.. kalau kau ingin melindungi Uchiha ayo kita hentikan semua ini." ajaka Hashirama

Madara ditengah kebenciannya bangkit dengan Susanoo berwajah dua..
" Hashirama kapan kau berhenti membualkan impian bocahmu.. kita tak akan bisa berunding..", kata Madara kesal

SETELAH SEPANJANG HARI PERTARUNGAN, MADARA TERKAPAR DI TANAH UNTUK PERTAMA KALINYA

Setelah pertarungan ternyata Madara kalah telak, tubuhnya lunglai tak berdaya.. disaat itulah Tobirama menghampirinya dan menodongkan pedang pada Madara,
"Madara inilah akhirnya.."

" Tobirama ! tunggu dulu..", kata Hashirama, Tobirama pun urung menikam Madara yang sudah lemas..

Tobirama langsung kesal dan membentak kakaknya." tapi kenapa kak? ini kesempatan kita.." kata Tobirama, kesal.. Hashirama pun menatap tegas adiknya

" aku tak akan membiarkanmu meletakkan tanganku diatas tubuhnya!". kata Hashirama, Tobirama agak gentar juga menentang kakaknya,

" kau mungkin benar.. percepat ini Hashirama., jika kau melakukannya aku akan puas", kata Madara

" tak adanya bertindak sok kuat , jika aku membunuhku, pemimpinnya maka Uchiha muda dibawahmu akan mengamuk, ". kata Hashirama seolah menolak Madara

" tak ada di Uchiha yang merasa demikian..", bantah Madara

" tidak aku yakin masih ada. ", sahut Hashirama

"aku tak sama dengan mu lagi. aku tak dapat mempercayaimu. aku tak punya saudara kandung lagi.."?, kata Madara dengan sedihnya..

" bagaimana kami membuatmu mempercayai kami?!", tanya Hashirama

" kalau kau ingin meluruskan banyak hal.. lalu bunuh adikmu atau dirimu sendiri.. lalu kami akan mempercayaimu.."

- tobe continued -