Versi Teks Naruto Chapter 652
Serangan kombinasi antara Naruto dan teman-temannya tak hanya mampu menembus tubuh Obito, melainkan juga mampu membebaskan Bijuu-Bijuu di dalam diri Obito. Chakra-chakra bijuu mulai dari ekor satu sampai sembilan tampak keluar, melesat dari punggung Obito.
"Tepat seperti dugaanku!!" ucap Kurama dalam diri Naruto. "Dengan menggunakan chakra yang kau terima dari para bijuu yang lain, kau mampu menarik keluar chakra Bijuu dari tubuh lelaki itu dengan satu serangan."
"Yah!" seru Naruto di alam bawah sadarnya.
"Ini tak akan pernah terjadi kalau saja para Bijuu tak menyukainya dan memberinya chakra mereka.." pikir Kurama. "Naruto, kau benar-benar.."
"Sekarang!!" seru Naruto di medan perang. Bersamaan dengan chakra-chakra bijuu yang keluar dari tubuh Obito, Naruto lewat ekor Kyuubi juga memunculkan chakra-chakra bijuu yang dimilikinya.
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan Naruto, gunakan hentakan perang ini!! tarik chakra bijuunya!!" teriak Kurama dalam diri Naruto. "Yah!!" Naruto mengerti.
Chakra yang Naruto keluarkan dan chakra yang keluar dari tubuh Obito saling hantam dan mulai menyatu. Namun, Naruto tak punya chakra Ichibi dan Hachibi. "Sial, Ichibi da Hachibi tak bisa karena dia tak memiliki chakranya.." ucap Kurama.
"Ichibi sebelumnya memiliki hubungan denganku, aku akan coba melakukannya!!" ucap Gaara. "Gaara!??"
Lalu dengan pasirnya, Gaara mencengkram chakra Ichibi yang keluar dari tubuh Obito. "Ayolah, Shukaku!!" doa Gaara dalam hati.
Di sisi Killer Bee.. "Titik lemahmu akhirnya ketahuan juga, aku akan mengurus chakra Hatsan sendiri!!" ucap Killer Bee. Lalu, ia pun menggunakan tentakel-tentakel ekor delapannya untuk mencengkram chakra Hachibi yang keluar dari tubuh Obito.
"Paman Bee!!"
"Maju, sangat sampai lepas Bee!!" teriak Hachibi dalam diri Bee. "Heh.." Kurama tampak tersenyum. Sementara itu, rekan-rekan Naruto yang sebelumnya berada di ekor Naruto tampak telah melompat kembali ke medan perang.
"Tarik chakranya!!" teriak Kurama terus. "Kalau kau bisa melakukannya, yang tersisa darinya hanyalah wadah dari Juubi, dan bunga dari pohon besar itu tak akan mekar!!"
"Gh!!!" tampak Obito dalam keadaan terdesak. Dan benar, secara perlahan bunga raksasa yang harusnya telah mekar itu berhenti. "Bunganya berhenti.." ucap hokage ketiga. Dalam hati, "Artinya, dia tak bisa mengendalikan pohonnya lagi.. dengan kata lain, semuanya.."
Di sisi Shikamaru, ia lewat Ino menyampaikan pesannya pada para shinobi. "Au pernah berkata kalau bahkan kekuatan yng kecilpun bisa berguna kalau digunakan dengan baik.. sekaranglah waktunya! Kekuatan kalian akan mengubah dunia ini, dengarkan aku!!"
Sementara itu, tarik menarik chakra masih terjadi antara Obito dan Naruto. Dan sekilas, bayangan apa yang Obito alami di masa lalu terlintas di benak Naruto.
"Karena chakramu dan ia terhubung, ingatannya jadi melintas ke pikiranmu!! jangan sampai itu mempengaruhimu!!" ucap Kurama.
"Jangan meremehkan kekuatan jinchuriki Juubi!! kekuatannya setara dengan Rikudo Sennin!!" teriak Obito.
Sementara itu, tarik menarik chakra masih terjadi antara Obito dan Naruto. Dan sekilas, bayangan apa yang Obito alami di masa lalu terlintas di benak Naruto.
"Karena chakramu dan ia terhubung, ingatannya jadi melintas ke pikiranmu!! jangan sampai itu mempengaruhimu!!" ucap Kurama.
"Jangan meremehkan kekuatan jinchuriki Juubi!! kekuatannya setara dengan Rikudo Sennin!!" teriak Obito.
"Ukhh.." Naruto tampak mulai kewalahan. Namun tiba-tiba, graab!! tangan dari Susano'o Sasuke membantunya menarik. "Tarik, Naruto!" ucap Sasuke. Dan ketika Naruto menghadap ke belakang, ternyata tak hanya Sasuke, teman-teman Naruto yang lain juga ikut membantu.
"Naruto, tadi kau meminta kami untuk meminjamkan tenaga kami, jadi kami akan melakukannya!!" ucap Kiba, yang juga ikut membantu bersama dengan Shikamaru, Shino, Hinata, dan yang lainnya. "Semuanya.."
"Bukan cuma itu.." ucap Shikamaru, dan whusss, tampak seluruh shinobi juga sudah siap untuk membantu.
"Semuanya, tarik chakraku!!" teriak Minato, ia menarik cahkra Naruto dan kemudian menjulurkan memanjang beberapa tali chakra untuk ditarik oleh para shinobi. Semuanya ikut membantu.
"Baiklah!! ayo kita lakukan bersama-sama!!!!" teriak Naruto, Obito semakin terdesak. "Huoooooo!!!!!!!" para shinobi yang jumlahnya puluhan ribu itu ditambah dengan chakra Naruto yang masih melapisi mereka ikut membantu tarik menarik chakra melawan Obito.
Obito semakin terdesak. Dalam hati, di alam bawah sadarnya, Obito merasa sendirian, tak seorang pun berada di pihaknya. Sementara di sisi Naruto, semua orang mendukungnya. Obito ingin bisa berada di posisi Naruto sekarang, bersama dengan yang lainnya.
"Aku.. aku.. menyesali semua ini?"
Dalam imajinasinya Obito bersama dengan kakashi, Naruto, Sasuke, dan yang lainnya, mereka semua tersenyum dan menikmati semuanya, dengan Obito sebagai hokage.
"Kau bilang kalau kau bukan siapa-siapa dan tak ingin menjadi siapapun.."
"!??" Obito kaget, Naruto tiba-tiba saja muncul di alam bawah sadarnya. "Berhenti, jangan masuk ke dalam pikiranku!!" ucap Obito.
"Tapi sebenarnya.." Naruto tetap melanjutkan kata-katanya, "Kau ingin menjadi seorang hokage, sama sepertiku.."
"Kalau saja semuanya berjalan berbeda, mungkin aku akan mencarimu.. karena aku juga ingin menjadi hokage.." ucap Naruto.
"Aku sudah muak dengan masa lalu, waktu itu aku terlalu naif." ucap Obito. "Semua ini.."
"Lalu kenapa aku bisa melihatnya?" tanya Naruto. "Tak ada gunanya menyembunyikannya lagi, kau adalah teman guru Kakashi, murid ayahku, keluarga Sasuke, senior dengan mimpi yang sama denganku, juga seorang shinobi konoha.."
"Lalu kenapa? apa yang kau inginkan dariku!?"
"Kau Obito Uchiha! Aku akan membuka topeng wajahmu itu!!" ucap Naruto.
Versi Teks Naruto Chapter 653
Di alam bawah sadarnya, Naruto berkata pada Obito,
"Uchiha Obito, aku akan membuka topeng yang menutupi wajahmu itu"
Sempat terdiam untuk beberapa saat, Obito kemudian berkata, "Uchiha Obito katamu? Apa nama itu.. orang itu, memiliki arti bagimu??" Obito sendiri seolah sudah tak mengenal nama itu lagi. "Dengan bersatunya aku dengan Juubi, aku mampu berpindah ke dimensi yang baru. Aku bukan lagi manusia, aku adalah seseorang yang akan memimpin manusia menuju langkah selanjutnya."
"Tekad dan tubuhku sama seperti Rikudo Sennin. Akulah Rikudo Sennin kedua." ucap Obito lagi. Naruto lalu menunjuk tubuh Obito dengan telunjuk tangan kirinya dan berkata, "Tidak, kau adalah Uchiha Obito."
Naruto Chapter 653 - Aku mengawasimu
"Ketika chakramu menusukku, aku bisa melihat masa lalumu." ucap Naruto. "Cara kita tumbuh itu sama, begitu juga dengan mimpi kita untuk menjadi hokage. Kita berdua benar-benar mirip.. kita sama-sama tak tahu orang tua kita.. seseorang yang penting bagi kita mati.. itulah kenapa kau berkata padaku kalau rasa kesepian adalah hal yang paling mengerikan.."
"Kau juga ingin seseorang mengakui keberadaanmu, itulah kenapa kau ingin menjadi hokage. Setidaknya kau mirip denganku. Tapi lihat kau yang sekarang! kau melawan seluruh shinobi di dunia ini dan berkata kalau itu demi kebaikan, namun pada kenyataannya itu hanya baik menurutmu!! Tak seorangpun, bahkan orang yang kau anggap penting dalam hidupmu, akan mengakui mimpimu ini.."
Obito terdiam, sementara Naruto terus melanjutkan kata-katanya, "Sebelumnya kau punya mimpi yang sama denganku, tapi sekarang kau menjadi kebalikan dari hokage!! Kau mirip denganku, itulah kenapa.."
"Tidak.." ucap Obito. "Justru karena kau mirip dengankulah, aku ingin supaya kau berpikir kalau dunia ini benar-benar menyedihkan.." lanjutnya.
Untuk sesaat, Naruto dan Obito sama-sama terdiam. "Tidak.." ucap Obito lagi. "Aku ingin merasakannya sekali lagi, kalau jalan yang kupilih itu benar.. bertarung melawanmu.. aku teringat akan diriku di masa lalu.. karena itulah aku ingin mengujimu.. aku ingin melihat kau menyerah, dan kemudian membuang semua idealismemu.."
"Karena kau sepertikulah ini menggangguku!!" ucap Naruto. "Yang kau lakukan hanyalah mengabaikan semuanya dan lari dari masalah!!"
"Tidak, aku melakukan apa yang akan hokage lakukan. Bahkan lebih dari itu, karena aku akan membawa kedamaian pada dunia ini." ucap Obito.
"Hah.." Naruto menghela nafas sejenak, lalu kemudian bertanya lagi pada Obito, "Apa kau benar-benar berpikir begitu? apa kau benar-benar serius berpikir seperti itu!?"
Obito tak menjawabnya, ia malah memejamkan mata dan kemudian mengingat kenangannya dulu saat bersama dengan Obito. Saat itu, Obito kecil sedang terluka, dan Rin mengobati luka di pipi kanannya itu.
"Dengan membantuku, artinya kau menyelamatkan dunia ini." ucap Obito.
"Eh?" Rin menatap dengan tatapan tidak mengerti, Obito kemudian menjelaskan, "Yah, kau lihat, aku akan menjadi hokage dan menghentikan perang ini. Kalau kondisiku tidak baik, maka aku tak akan bisa melakukannya, kau mengerti, kan?"
"Yah, agak rumit sih.." ucap Rin.
Lalu dengan wajah memerah, malu-malu, Obito berkata, "Dan untuk melakukannya.. itu.. umm.. kau harus tetap berada di sisiku dan mengawasiku.. seperti.. kau tahu kan.."
"Hmm???" Rin menatap wajah Obito sambil tersenyum, sementara wajah Obito semakin memerah hingga tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi.
Kembali ke Obito yang sekarang, ia membuka matanya lagi dan akhirnya menjawab pertanyaan Naruto, "Ya, kupikir begitu.." ucapnya. "Kau tak perlu lagi berjalan tanpa tahu arah ke mana kau akan pergi, karena di sana kau hanya akan menemukan mayat teman-temanmu. Kalau saja seseorang tahu ada cara singkat untuk mencapai kedamaian itu, orang itu pasti akan memilihnya. Tujuan seorang hokage adalah untuk membawa kedamaian pada dunia ini kan.."
"Apa katamu??" Naruto merapatkan genggaman tangan kanannya, lalu berkata pada Obito dengan tatapan mata yang tajam, "Aku tak ingin mengetahui cara singkat itu.. aku ingin menempuh jalan yang curam selangkah demi selangkah.."
Kembali ke Obito yang sekarang, ia membuka matanya lagi dan akhirnya menjawab pertanyaan Naruto, "Ya, kupikir begitu.." ucapnya. "Kau tak perlu lagi berjalan tanpa tahu arah ke mana kau akan pergi, karena di sana kau hanya akan menemukan mayat teman-temanmu. Kalau saja seseorang tahu ada cara singkat untuk mencapai kedamaian itu, orang itu pasti akan memilihnya. Tujuan seorang hokage adalah untuk membawa kedamaian pada dunia ini kan.."
"Apa katamu??" Naruto merapatkan genggaman tangan kanannya, lalu berkata pada Obito dengan tatapan mata yang tajam, "Aku tak ingin mengetahui cara singkat itu.. aku ingin menempuh jalan yang curam selangkah demi selangkah.."
"Akankah kau mengatakan hal yang sama bahkan jika kedua jalan itu memiliki tujuan yang sama?"
"Seseorang harus punya keberanian untuk menempuh jalan yang curam itu." ucap Naruto. "Hokage adalah seseorang yang menghadapi penderitaan, berjalan di depan semuanya, seseorang yang membuka jalan agar semuanya bisa lewat.."
Naruto melangkah mendekati Obito, "Tak ada jalan pintas untuk menjadi seorang hokage, dan setelah kau menjadi hokage, kau tak bisa lagi lari dari posisimu.."
Obito kembali teringat akan masa lalu, waktu itu tampak Rin sedang memerban telapak tangan kiri Obito yang terluka. "Aku ceroboh, sampai-sampai ada debu masuk ke mataku.." ucap Obito.
Rin menatap Obito dengan tatapan kesal. Obito sempat terdiam, lalu kemudian ia tertawa, "Hahaha, seorang lelaki tak akan disebut lelaki kalau tak punya beberapa luka di tubuhnya. Luka ini bukan apa-apa.."
Rin masih saja menatap dengan tatapan kesal.
"Jangan bersikap sok kuat dan berpura-pura tak terjadi apapun, aku mengawasimu." ucap Rin. "Kau sudah berjanji padaku kalau kau akan menjadi hokage. Tak apa, aku juga ingin menghentikan perang ini dan menyelamatkan dunia.. itulah kenapa aku memutuskan kalau aku akan tetap berada di sisimu dan mengawasimu.. bukankah kau sendiri yang bilang kalau menolongmu sama halnya dengan menyelamatkan dunia ini?"
"Yah.." Obito akhirnya menangis.
"Sekarang aku mengawasimu, kau tak bisa menyembunyikan apa-apa lagi." ucap Rin.
"Ya.. ya!!" Obito masih menangis.
"Lakukan yang terbaik, Obito! Jadilah hokage yang keren dan izinkan aku melihat bagaimana kau menyelamatkan dunia ini. Janji ya.." Rin akhirnya tersenyum sambil memberi Obito semangat.
"Ayo.." Rin kemudian menarik telapak tangan Obito dan mengajaknya kembali ke tempat Kakashi dan guru Minato sedang menunggu.
Obito terus mengingat saat-saat itu, mengingat saat-saat ketika Rin memegang telapak tangannya..
"Kau bilang pada guru Kakashi kalau kau kesal dengan ingatan dan perasaanmu pada temanmu dulu, namun ketika kau menjadi jinchuriki dan hampir terhisap oleh kekuatan itu, bukankah kau menahannya kembali karena kau tak ingin kehilangannya??"
"Alasan kenapa kau bisa mengalahkan Juubi dan mengendalikannya adalah karena kau tak ingin membuang semua masa lalumu dan berusaha untuk mempertahankannya.. pada akhirnya, kau tak bisa membuang ingatan tentang ayahku, guru Kakashi, dan orang yang dipanggil Rin itu, iya kan? Jadi artinya kau masih tetap Obito meski kau sudah menjadi Jinchuriki Juubi.. apa aku salah?"
"Kau harus kembali ke sisi kami sebagai Uchiha Obito, seorang shinobi Konoha, dan mengganti kerugian dari apa yang telah kau perbuat. Kau hanya ingin lari dari semuanya.. Kalau saja Rin masih hidup, dia akan berkata, Jangan berpura-pura kuat dan bersembunyi, aku mengawasimu.. kau hanya bisa jadi dirimu sendiri.. Jadi berhentilah berlari dan kembalilah ke sisi kami, Obito.."
Naruto menjulurkan tangannya, tanda perdamaian. Akankah Obito meraihnya?
Versi Teks Naruto Chapter 654
Bukannya menerima salam tangan yang Naruto berikan, Obito malah mencekik leher Naruto dengan tangannya. "Aku tak akan bergabung denganmu, aku sama sekali tak menyesal dengan apa yang telah kuperbuat sejauh ini." ucapnya.
Dengan tubuh yang bergetar, menahan emosi, Naruto berkata, "Sudah kubilang.. aku bisa melihatnya dengan jelas.. kalau memang kau berpikir begitu.. maka.. berhentilah membayangkan dirimu sebagai seorang hokage!!" Naruto menghantam Obito dengan tinjunya.
Obito terseret, dan ketika ia melihat ke arah Naruto, ia kaget, apa yang dilihatnya adalah gambaran dirinya sendiri ketika ia masih kecil dulu. "Rin tak akan mengawasi dirimu yang sekarang.. yang diawasinya adalah Obito Uchiha.."
Naruto Chapter 654 - Aku adalah Obito Uchiha
Obito kembali melihat masa lalunya dulu, saat itu Kakashi dan guru Minato sedang menunggunya. "Gara-gara kamu lagi-lagi kita terlambat, Obito.." ucap Kakashi. "Ayo jalan, Obito.." ucap guru Minato.
"Maaf, kami datang.." ucap Rin yang datang sambil mengajak Obito. Ternyata sapaan tadi bukan untuk dia, melainkan untuk Obito yang dulu. Sementara, yang menunggunya adalah orang-orang dari dunia ilusi.
"Kau bisa mengisi lubang di hatimu sendirian.."
"Kau tak butuh orang lain.."
"Kemarilah.." ajak orang-orang dari dunia ilusi itu.
"Kemarilah.. aku tak akan mengabaikanmu.."
"Tunggu sebentar, Rin.." Obito kecil tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, dan kemudian melihat ke arah Obito yang sekarang, Obito yang kelihatannya bimbang. "Sekarang Rin bahkan tak akan melihatmu, Obito Uchiha lah yang ingin ia lihat.."
Obito kecil melangkah mendekati Obito yang sekarang dan kemudian mengulurkan tangannya, "Ayo kita akhiri ini.. aku adalah.. Obito Uchiha!!" ucap anak itu, dan kemudian bayangan Obitopun lenyap, kembali ke ia dan Naruto, Naruto lah yang menggenggam tangannya. "Ayo cepat kemari, dasar.."
"Jangan meremehkan.."
Tampak semuanya masih terus berusaha, berjuang bersama-sama dengan sekuat tenaga untuk menarik chakra bijuu itu dari dalam tubuh Obito. "Jangan meremehkan.. kekuatan semua orang!!"
Akhirnya mereka semua berhasil menarik chakra bijuu itu dari tubuh Obito. "Kita berhasil melakukannya!!" seru Naruto. "Kita melakukannya!! yeahh!!!" ucap yang lain, dan chakra-chakra itu pun kembali ke wadah mereka masing-masing.
Sementara itu di sisi Obito, perlahan kulit Rikudounya terkelupas, kesadarannya mulai hilang, dan ia terjatuh menghantam tanah. "Apa aku.. kalah?"
Naruto dan Sasuke melepaskan gabungan kekuatan mereka, kembali ke mode biasa, sementara Obito kini terbaring sambil melihat ke arah bulan, bulan yang harusnya menutupi lubang itu.
Di sana, Obito teringat kata-kata Kakashi waktu itu..
"Impian bahwa bulan akan menutupi lubang neraka ini..
Tak peduli berapa kalipun kau mencoba..
Khayalanmu itu tak akan bisa mengisi lubang di dalam hatimu..
Lubang di dalah hatimu adalah sesuatu yang hanya bisa diisi oleh orang lain.."
Obito kini tak bisa berbuat apa-apa lagi selain melihat telapak tangan dirinya sendiri.
"Rin.."
Bersambung ke Naruto Chapter 655
Tidak ada komentar:
Posting Komentar